TENTANG KELAINAN ERITROSIT DAN LEUKOSIT
DI
SUSUN OLEH :
AZIZKA
JUNAIDAH SARI
NIM:
5120001
ANALISIS
KESEHATAN PUTRA JAYA BATAM
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG ERITROSIT DAN LEUKOSIT
1.1. ERITROSIT
Eritrosit merupakan tipe sel
darah yang jumlahnya paling banyak dalam darah. Sebagian besar vertebrata
mempunyai eritrosit berbentuk lonjong dan berinti kecuali mamalia (Guyton,
1976). Eritrosit berbentuk elips, pipih dan bernukleus yang berisi pigmen-pigmen
pernafasan yang berwarna kuning hingga merah, yang disebut haemoglobin yang
berfungsi mengangkut oksigen (Frandson, 1992). Eritrosit normal 5 juta-6 juta
sel/cc. Jumlah eritrosit sangat bervariasi antara individu yang satu dengan
yang lainnya. Jumlah eritrosit diperbanyak apabila terjadi perubahan dan atau
pada waktu berada di daerah tinggi dengan tujuan menormalkan pengangkutan O2 ke
jaringan (Sugiri, 1988). Jumlah eritrosit dipengaruhi oleh jenis kelamin, umur,
kondisi tubuh, variasi harian, dan keadaan stress (Schmidt dan Nelson, 1990).
Banyaknya jumlah eritrosit juga disebabkan oleh ukuran sel darah itu sendiri
(Schmidt dan Nelson, 1990).
· 1.2 LEUKOSIT
Leukosit
dalam darah jumlahnya lebih sedikit daripada eritrosit dengan rasio 1 : 700
(Frandson, 1992). Leukosit adalah bagian dari sel darah yang berinti, disebut
juga sel darah putih. Di dalam darah normal didapati jumlah leukosit rata-rata
4000- 11.000 sel/cc. Jika jumlahnya lebih dari 11000 sel/mm3 maka keadaan ini
disebut leukositosis dan bila jumlah kurang dari 4000 sel/mm3 maka disebut
leucopenia. Fluktuasi jumlah leukosit pada tiap individu cukup besar pada
kondisi tertentu seperti stres, umur, aktifitas fisiologis dan lainnya.
Leukosit berperan penting dalam pertahanan seluler dan humoral organisme
terhadap benda-benda asing. Jumlah leukosit lebih banyak diproduksi jika
kondisi tubuh sedang sakit apabila dalam sirkulasi darah jumlah leukositnya
lebih sedikit dibanding dengan eritrositnya (Pearce, 1989). Kimball (1988)
menyatakan bahwa, sel darah putih berperan dalam melawan infeksi. Penurunan
jumlah leukosit dapat terjadi karena infeksi usus, keracunan bakteri,
septicoemia, kehamilan, dan partus. Menurut Soetrisno (1987), jumlah leukosit
dipengaruhi oleh kondisi tubuh, stress, kurang makan atau disebabkan oleh
faktor lain.
BAB II
ISI
2.1.KELAINAN LEUKOSIT
Netrofilia adalah kelainan jumlah netrofil atau diatas normal
Dijumpai pada :
a. Infeksi
akut(pneumonia,meningitis,dll)
b. Infeksi
local dengan penimbunan nanah
c. Intoksikasi(zat
kimia,urine dan sebagainya)
·
Netropenia adalah jumlah netrofil di bawah normal,
netropenia yang berat dimana tidak di
jumpai granulosit dalam darah tepi,disebut agranulositosis.penyebabnya,seperti
pada lekopeni,terutama leukemia akut,obat(iargactil,pyranidon),anemia
aplastik,netropenia hipersplenik,dan idiopatik
·
Eosinofilia ialah jumlah eosinofil diatas normal.dijumpai
pada :
a. Alergi(asthma
bronchiale,uricaria,dan lain-lain)
b. Infeksi
parasit(schistosoiasis,thicinosis,dan lain-lain)
c. sesudah
penyinaran
d. penyakit
Hodgkin,periarteritis,dan lain-lain
·
Eosinopenia ialah jumlah eosinofil di bawah dari normal.dijumpai
pada :
a. Pemberian
hormone/obat (kortikosteroid,adrenalin,ephedrine,insulin)
b. stress,emosi,operasi,trauma
dingin
c. gangguan
endokrin misalnya penyakit cushing
d. lain-lain
:anemia aplastik
·
Basofilia ialah jumlah basofil diatas normal.di
jumpai pada :
a. infeksi
virus (smallpox,chickenpox, dan lain-lain)
b. sesudah
splenektoai pada anemia hemalitik kronik(kadang)
·
Basofilopenia adalah keadaan tidak ada basofil.dapat disebabkan
oleh alergi,hipertiroidisea,infark miokard,pemberian kortikosteroid yang
lama,dan penyakit cushing
·
Limfositosis adalah jumlah limfosit diatas normal dapat dijumpai
pada :
a. infeksi
akut(pertussins,hepatitis,monoakleosis infeksiosa)
b. infeksi
kronik (Tbc,sifilis congenital/sekunder)
c. Bayi
dan anak-anak
d. dan
lain-lain
·
Limfopenia adalah jumlah limfosit dibawah dari normal
:pansitopenia,pemberian adrenokrotikosteroid,penyakit jantung.
·
Monositosis ialah jumlah monosit diatas normal .dapat
dijumpai pada :
a. infeksi
basil(TBC,endokarditis,subakut,dan lain-lain)
b. infeksi
protozoa(malaria,disentri amoeba kronik)
c. penyakit
Hodgkin dan lain-lain
2.2.KELAINAN ERITROSIT
Poikilositosis
ialah keadaan dimana populasi
eritrosit tampil dengan bentuk yang bervariasi.biasanya polkilositosis biasanya
bersamaan dengan anisositosis.meningkatnya poikilositosis sering menunjukkan
adanya kelainan eritropoiesis yang disebabkan oleh defek sumsum tulang atau
kelainan destruksi eritrosit.
dalam situasi normal,suatu
poikilosit merupakan penuaan eritrosit yang sejalan dengan kekuatannya.sebagian
kecil dari membrannya terkelupas.dalam situasi yang abnormal,poikilositosis
menjadi sedemikian nyata sehingga eritrosit berbentuk tetesan airmata
("teardrops").gambaran ini menjadi ciri dari eritropoiesis
ekstrameduler.
1.
sferofit
sel ini adalah eritrosit yang
tidak lagi berbentuk bikonkaf tetapi bentuknya bulat (sferik) dengan diameter
kurang dari 6 um.dengan kata lain,volume sel berkurang sedang dindingnya
menjadi lebihtebal.oleh sebab itu pada sediaan apus sel ini tampak tidak
memiliki akromia sentral dan warna lebih atau sangat gelap dari warna
normalnya,disebut mikrosperofit hiper kromik.
kelainan bentuk sel ini terjadi karena
terganggunya fungsi membran sel.walaupun gangguan ini dapat disebabkan oleh
banyak hal tetapi sperositosis sering dijumpai pada kelainan bawaan
sperositosis herediter dimana terjadi kemacetan dalam mekanisme "sodium
pump"nya gangguan lain adalah "immuneinduced hemolysis"
2.
sistosit
sistosit adalah eritrosit yang
telah mengalami fragmentasi.sel ini dapat dijumpai pada banyak keadaan antara
lain talasemia ,anemia hemolitik mikroangiopatik, dan sebagainya.pada sediaan
apus dapat dilihat banyak macam "fragment",misalnya "hellment
cell","sputnik cell","tringular cell".
3.
sel target
sel target adalah sel yang pipih
dengan diameter besar dan kelihatan,sel ini dapat terlihat pada
talasemia,penyakit obstruktif,penyakit sel sabit,dll
4.
sel bulan sabit ("sikle")
"Sickle cell" adalah
eritrosit yang bentuknya seperti bulan sabit atau clurit.sel ini dapat dijumpai
pada "sickle cell disease",atau hemoglobinopati lainnya .
5.
creanated cell
crenate cell adalah eritrosit
yang kelihatan dengan dinding "bergerigi" karena adanya
tonjolan-tonjolan sitoplasma yang tumpul dan tersebar merata dipermukaan sel
,umumnya terjadi karena kesalahan teknik dalam pembuatan sediaan apus.
6.
akantosit
akantosit adalah eritrosit yang
pada dindingnya terlihat tonjolan-tonjolan sitoplasma yanng runcing dan
tersebar tidak merata di permukaan sel.sel ini bisa dilihat pada
abetalipoproteinemia,sirosis hati,anemi hemolitik, dll
7.
"teardrop cell"
teardrop cell adalah eritrosit yang
bentuknya seperti tetesan air mata atau kelihatan seperti buah
"pear", dapat dijumpai pada thalasemia,mielofibrosis,dll
8.
ovalosit/eliptosit
ovalosit atau elliptosit adalah eritrosit berbentuk
lonjong,misalnya dilihat pada ovalositosis herediter
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KELAINAN SEL ERITROSIT DAN LEUKOSIT
Faktor-faktor yang mempengaruhi eritrosit dan leukosit yaitu :
·
Umur,
·
kondisi lingkungan dan
·
musim.
2.3. PENYAKIT AKIBAT
KELAINAN:
·
Anemia, yaitu penyakit karena kurangnya sel darah merah.
·
Leukimia, yaitu penyakit yang disebabkan oleh kelebihan produksi
sel darah putih, penyakit ini biasanya disebut kanker darah.
·
leucopenia,yaitu penurunan jumlah sel darah putih dalam darah.Secara
umum, anemia adalah salah satu akibat dari:
·
kekurangan darah dalam jumlah banyak kerusakan sel-sel darah
merah
·
kekurangan bahan dasar untuk membuat sel darah merah seperti
hemoglobin yang disebabkan oleh defisiensi zat besi
·
kegagalan sumsum tulang untuk membuat sel darah merah dalam
jumlah yang cukup besar.
Faktor-faktor penyebab terjadinya anemia defisiensi zat besi
adalah:
ü Kurangnya zat besi dalam
makanan yang dikonsumsi
ü Malabsorbsi zat besi (
penyerapan zat besi yang tidak optimal) akibat diare kronis, pembedahan
tertentu pada saluran pencernaan seperti lambung. Zat besi diabsorpsi dari
saluran pencernaan. Sebagian besar, zat besi diabsorpsi dari usus halus bagian
atas terutama duodenum. Bila terjadi gangguan saluran pencernaan, maka absorpsi
zat besi dari saluran pencernaan menjadi tidak optimal. Hal itu menyebabkan
kurangnya kadar zat besi dalam tubuh sehingga pembentukan sel darah merah
terhambat.
ü Kehilangan darah yang
disebabkan oleh perdarahan menstruasi yang berat, luka, kanker dan perdarahan gastrointestinal
akibat induksi obat. Kehilangan banyak darah tersebut menyebabkan terkurasnya
cadangan zat besi dalam tubuh sehingga pembentukan sel darah merah terganggu.
ü
Kehamilan Suplai zat besi ibu dialihkan ke janin untuk pembentukan
sel darah merah janin. Hal itu menyebabkan ibu tersebut kekurangan zat besi.
BAB III
PENUTUP
3.1.KESIMPULAN
Kelainan Jumlah eritrosit dipengaruhi
oleh jenis kelamin, umur, kondisi tubuh, variasi harian, dan keadaan stress
(Schmidt dan Nelson, 1990). Banyaknya jumlah eritrosit juga disebabkan oleh
ukuran sel darah itu sendiri (Schmidt dan Nelson, 1990).
jumlah leukosit dipengaruhi oleh
kondisi tubuh, stress, kurang makan atau disebabkan oleh faktor lain.
3.2. DAFTAR PUSTAKA
0 komentar:
Posting Komentar